IMIP merupakan kawasan industri berbasis pengolahan nikel dari hulu sampai hilir yang berlokasi di Kabupaten Morowali.
Kawasan ini dikembangkan oleh PT BintangDelapan Mineral (BDM). Mereka bekerja sama dengan perusahaan swasta China yang bergerak di industri baja tahan karat dan nikel, Tsingshan Group.
Tsingshan Group merupakan perusahaan terbesar di dunia di bidang pengolahan nikel.
Sebagian besar cadangan nikel Indonesia berada di kawasan Sulawesi dan Maluku, khususnya Provinsi Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Maluku Utara. Kawasan ini memiliki 90 persen dari total cadangan nikel Indonesia.
Oleh karena itu, di kawasan ini terdapat banyak industri pengolahan nikel, salah satunya adalah PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP).
Sebagai kawasan industri, IMIP terus berkembang dari tahun ke tahun. Bila tadinya kawasan ini hanya memiliki PT BDM dan Tsingshan Group sebagai investor, kini IMIP telah memiliki lebih dari 50 pabrik/tenant yang beroperasi. Seluruh pabrik itu terbagi dalam tiga kluster industri, yakni kluster stainless steel, kluster carbon steel, dan kluster komponen baterai. Tiga kluster tersebut beroperasi dalam sistem produksi yang terintegrasi dalam kawasan.
Karena punya risiko tinggi, industri pengolahan nikel harus memenuhi aturan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang berlaku di Indonesia.
Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 26 Tahun 2018 tentang Pelaksanaan Kaidah Pertambangan yang Baik dan Pengawasan Pertambangan Mineral dan Batubara.
Sebagai kawasan industri berbasis pengolahan nikel, IMIP mematuhi peraturan terkait K3 yang berlaku. Bahkan, IMIP bersama perusahaan yang beroperasi di dalamnya telah memiliki komitmen kepatuhan terhadap penerapan norma K3.
Di kawasan IMIP, fungsi verifikasi riksa uji, uji faktor lingkungan kerja, dan sertifikasi SMK3 difasilitasi oleh Departemen Occupational Health and Safety (OHS) yang bertugas mengecek keabsahan atau validasi dokumen bersama lembaga auditor. Sementara itu, kompetensi K3 dilakukan oleh Departemen HR.
Pelaksanaan riksa uji pada obyek K3 dan lingkungan kerja berguna untuk mencegah risiko kecelakaan dan memastikan kepatuhan terhadap standar keselamatan yang berlaku.
Riksa uji dilakukan untuk mengidentifikasi kebutuhan pengendalian bahaya dan memastikan peralatan bekerja dengan baik sehingga meningkatkan efisiensi serta mengurangi risiko malafungsi, kerugian finansial, dan konsekuensi hukum akibat kecelakaan kerja.
IMIP juga rutin melakukan pembinaan K3 secara internal dan sertifikasi lisensi K3 karyawan. Untuk pembinaan non-lisensi K3, IMIP menggelar tiga macam sosialisasi.
Untuk Sertifikasi Lisensi K3,IMIP telah membuka 36 kelas yang diikuti 9.762 karyawan pada 2024. Kawasan IMIP juga selalu siap siaga dan tanggap akan berbagai situasi darurat dengan memiliki alur komunikasi dan koordinasi kecelakaan kerja.
Adapun penanganan keadaan darurat dilaksanakan oleh manajemen IMIP melalui Departemen Occupational Health and Safety (OHS).
Seluruh perusahaan telah menyediakan kotak pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) beserta isinya sesuai standar regulasi.
Seluruh perusahaan menyediakan ruang P3K dalam kawasan, selain di Klinik IMIP.
Seluruh perusahaan sedang dalam proses menyediakan sarana ambulans.
Melakukan pemeriksaan kesehatan awal untuk karyawan baru.
Melakukan pemeriksaan kesehatan berkala untuk seluruh karyawan.
Melakukan pelaporan pemeriksaan kesehatan tenaga kerja secara periodik setiap bulan.
Seluruh perusahaan menggelar program Health Talk dengan tema K3.
Kegiatan simulasi tanggap darurat untuk sejumlah situasi, seperti kebakaran, gempa bumi, huru-hara, dan kegagalan teknologi, digelar tiap enam bulan.
Inspeksi sarana alat pemadam api ringan (APAR), hidran, alarm kebakaran, dan jalur evakuasi digelar tiap bulan. Memetakan jalur evakuasi dan titik kumpul di setiap area kerja, serta memasang instalasi kebakaran otomatis di beberapa gedung perkantoran.
IMIP memiliki tim pemadam kebakaran (damkar) kawasan serta aktif memenuhi Sertifikasi Lisensi Regu Penanggulangan Kebakaran Kelas D untuk karyawan non-damkar. IMIP pun secara rutin menggelar pelatihan non-lisensi untuk penggunaan APAR.
Masing-masing perusahaan yang beroperasi di IMIP punya tim tanggap darurat (emergency response team).
Sebagai kawasan industri yang mengelola 90 persen cadangan nikel di Indonesia, kawasan IMIP telah memberikan banyak sumbangsih bagi Tanah Air, mulai dari investasi, devisa ekspor, pajak, transfer teknologi, hingga penyerapan tenaga kerja.
Tak hanya mendatangkan investasi dan devisa bagi Indonesia, keberadaan Kawasan Industri IMIP juga memantik perkembangan industri di Indonesia, terutama dalam hal pengolahan nikel.
Salah satu contohnya, di kawasan IMIP mulai dikembangkan pabrik penunjang bahan baku baterai, yakni 4 pabrik katoda baterai untuk electric vehicle (EV). Pabrik ini dikembangkan oleh PT Huayue Nickel Cobalt, PT QMB New Energy Material, PT Fajar Metal Industry, dan PT Teluk Metal Industry.
Dikutip dari majalah internal IMIP Klaster Juni 2024, total kapasitas produksi katoda baterai EV dari keempat pabrik tersebut diperkirakan mencapai 240.000 metrik ton nikel kobalt (Ni-Co) dan nikel sulfida.
Dari keempat pabrik tersebut, dua pabrik telah beroperasi, yakni pabrik yang digarap PT Huayue Nickel Cobalt dengan kapasitas produksi katoda 70.000 ton nikel kobalt per tahun dan PT QMB New Energy Material dengan kapasitas 50.000 ton nikel sulfida dan nikel kobalt (Ni-Co) per tahun.
Kawasan IMIP juga berperan cukup besar dalam hal penyerapan tenaga kerja. Sejak didirikan, jumlah tenaga kerja di IMIP, terutama tenaga kerja lokal, terus mengalami kenaikan setiap tahun.
Berdasarkan data internal IMIP, diproyeksikan serapan tenaga kerja mencapai 87.936 orang pada 2024 dan 96.279 orang pada 2025.
Meski telah menjadi salah satu kawasan industri dengan produksi nikel terbesar di Indonesia, IMIP tidak berhenti berkembang.
Ke depan, IMIP sedang merencanakan sejumlah pembangunan, seperti pembangunan sumber listrik panel surya yang ramah lingkungan.
IMIP juga tengah melakukan uji coba mobilisasi alat berat listrik berupa dump truck dan wheel loader listrik untuk menggantikan unit serupa yang berbahan bakar fosil. Upaya ini dilakukan guna mendukung pengembangan industri hijau di kawasan tersebut.
Kemudian, IMIP mengkaji pembangunan pabrik baterai yang sebagai langkah nyata mendukung hilirisasi nikel di dalam negeri.
Setelah proses smelting di IMIP, aku pun merasa semakin bersih dan murni.
Aku siap dikirim ke manufaktur-manufaktur, baik di IMIP maupun luar IMIP, untuk dijadikan produk jadi yang bermanfaat bagi manusia. Mulai dari alat makan, peralatan elektronik dan gadget, alat kedokteran, bilah mesin jet, hingga baterai untuk kendaraan listrik.
Yohanes Enggar Harususilo
Anissa Dea Widiarini
Anissa Dea Widiarini
Anissa Dea Widiarini
Agung Dwi E
Sri Noviyanti
Astari Dhia Nafianda
Syifa Asky Fitaya
Dian Abdul Syahid
Astari Dhia Nafianda
Robiyansyah
Dian Abdul Syahid