Transportasi
Menghubungkan
Indonesia

Kiprah Perhubungan Merajut Konektivitas Bangsa

Gulir

Object Board

Tahun ini, genap dua tahun sudah Keluarga Sukarso tak berkumpul bersama. Sang Ayah, Pak Sukarso (65) dan istrinya, Bu Martini (63) menahan rindu untuk bertemu anak cucu terkasih.

Selama dua tahun terakhir, mereka tak dapat berjumpa dan berkumpul dengan ketiga putra-putrinya dan juga cucu-cucunya. Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia sejak Maret 2020 membatasi keluarga kecil ini untuk saling melepas rindu. icon

Sebagai gantinya, mereka terhubung dan saling sapa melalui telepon dan chatting WhatsApp grup (WAG) keluarga yang diberi nama “Sukarso Family”.

icon whatsapp
Object Sofa
Sukarso Family

Kini, kasus Covid-19 di Tanah Air kian melandai. Oleh karena itu, pemerintah kembali mengizinkan masyarakat melakukan mobilitas ke berbagai daerah.

Ketiga anak Pak Sukarso, yakni Gantara, Karel, dan Marinka pun memanfaatkan kesempatan tersebut untuk pulang kampung melepas rindu dengan bapak ibunya.

Mereka bersepakat untuk sama-sama pulang kampung. Dengan menggunakan transportasi umum, begini kisah perjalanan mereka berangkat dari kota asal menuju kampung halaman di Yogyakarta.

Persiapan Mudik Karel
Persiapan Mudik Gantara
Persiapan Mudik Marinka
Karel

Usia: 34 tahun

Domisili: Jakarta

Pekerjaan: Manajer salah satu perusahaan rintisan di Jakarta

Gantara

Usia: 29 tahun

Domisili: Kabupaten Asmat, Papua

Pekerjaan: Dokter Tenaga kesehatan

Marinka

Usia: 25 tahun

Domisili: Pulau Samosir, Sumatera Utara

Pekerjaan: Peneliti geologi

  • Klik di sini
  • Klik di sini
  • Klik di sini

Klik karakter untuk melihat cerita perjalanannya

Adapun perjalanan Gantara dan istri paling panjang dan lama dibandingkan kedua saudaranya, Karel dan Marinka.

Meski begitu, rasa lelahnya hilang usai disambut peluk hangat bapak, ibu, kakak-kakak, serta keponakannya.

Keluarga Sukarso pun bahagia karena bisa menghabiskan waktu bersama kembali di Yogyakarta.

Selain bersilaturahmi, mereka saling bertukar cerita. Pada kesempatan itu, Gantara dan istri menyampaikan rencananya untuk membangun usaha toko sembako di Agats kepada orangtua.

"Kabupaten Asmat potensial untuk dijadikan lokasi mengembangkan bisnis sembako. Selain berkontribusi pada masyarakat setempat, kami dapat menyediakan bahan pokok dengan harga terjangkau.

Kami juga dapat informasi bahwa pemerintah kini semakin memberi kemudahan layanan pada sektor logistik, khususnya untuk daerah pedalaman."

- Gantara

"Kebetulan, Bapak punya banyak kenalan yang siap membantu untuk melakukan pengiriman logistik sembako yang dipasok dari Yogyakarta ke Kabupaten Asmat."

- Bapak Sukarso

map

Lewat jalur laut dan udara, pemerintah sudah memudahkan jalur logistik melalui kolaborasi konsep tol laut jembatan udara dan subsidi angkutan barang. Kini, masyarakat di pedalaman makin mudah mendapat sembako dengan harga murah.

Kehadiran Tol Laut merupakan satu bukti bahwa negara hadir untuk melancarkan distribusi logistik di wilayah Timur Indonesia.

Kembali
Best Experience on portrait mode only,
please rotate your device.
Back to Top back to top