Melepas Kerinduan di Kampung Halaman
Mudik sudah jadi tradisi masyarakat Indonesia saat Lebaran. Pada momen ini, masyarakat berbagai kota seakan “hijrah” ke kampung halaman demi merayakan Idul Fitri bersama keluarga. Perjalanan akan ditempuh melalui jalur darat, laut, ataupun udara. Padatnya arus lalu lintas tak pernah jadi halangan demi berbagi kebahagiaan dan melepas kerinduan di kampung halaman.
Tahun ini, Hari Raya akan jatuh pada 15-16 Juni 2018. Pemerintah telah menetapkan cuti bersama pada 11-14 Juni 2018. Oleh sebab itu, puncak arus mudik diperkirakan terjadi pada Jumat, 8 Juni 2018.
KALENDER JUNI 2018
*Prediksi jika pengguna mengambil masa cutiDari begitu banyak jalur, rute darat paling diminati pemudik yang menggunakan kendaraan pribadi. Pemerintah memprediksi, tahun ini jumlah pemudik berkendaraan pribadi, baik roda dua maupun roda empat, akan meningkat.
Alasan pemudik bawa kendaraan pribadi:
- Memudahkan mobilisasi,
- Lebih hemat,
- Bisa membawa lebih banyak barang dan juga anggota keluarga,
- Tidak terikat jadwal,
- Menunjukkan status sosial
Ini yang perlu diperhatikan pemudik berkendaraan pribadi, terutama mobil
Kondisi tubuh yang prima
Bahan bakar dan saldo uang elektronik sebelum masuk jalan tol
Perbekalan, obat-obatan, serta peralatan perbengkelan
Membawa mainan atau buku agar anak-anak tak mudah bosan
Pahami medan perjalanan
Bukan hanya pemudik, pemerintah juga terus melakukan persiapan agar hajatan besar ini berjalan lancar. Salah satunya dilakukan oleh Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal Bina Marga yang menyiapkan prasarana jalan dan jembatan nasional, khususnya jalan lintas utama di Sumatera, Bali, Kalimantan, Sulawesi, serta Jawa.
6 FAKTA TRANS JAWA
Tahukah Anda, Kementerian PUPR meneruskan penggunaan aspal campuran karet di beberapa proyeknya tahun ini? Aspal campuran karet 50 persen lebih baik daripada aspal campuran plastik. Biaya produksi memang bisa meningkat sebanyak 20 persen, tetapi pemerintah bisa hemat biaya pemeliharaan jalan hingga 40 persen.
Di Pulau Jawa, Jakarta merupakan kota dengan sumber pemudik terbanyak. Sementara itu, beberapa kota tujuan pemudik terbanyak di antaranya Bandung, Cirebon, Yogyakarta, Solo, Semarang, dan Surabaya.
Nah, untuk mudik Lebaran kali ini, ada dua jenis tol yang bisa digunakan, yaitu tol operasional dan tol fungsional.
Panjang jalan utama Pulau Jawa yang dapat jadi pilihan pemudik:
3.943 km
Terbagi atas:
1.341 km
1.197 km
1.405 km
Selain jalan utama, ada juga:
668 km jalan tol
2.230 km jalan alternatif
Sementara itu, untuk mengantisipasi kepadatan lalu lintas, akan digunakan/diberlakukan:
Rute Alternatif Jakarta - Cikampek Alternatif 1
Alternatif 1 : JORR ( Cakung ) - Raya Bekasi - Sultan Agung - Jendral Sudirman - A.Yani - Cut Meutia - Ir. H. Juanda - diponegoro - Teuku Umar - Imam Bonjol - Martadinata - Raya Lemah Abang - Rengas Bandung - Pangkal Perjuangan - Jend. A. Yani ( Kerawang )Rute Alternatif Jakarta - Cikampek Alternatif 2
Alternatif 2 : JORR ( Kalimalang ) - Kh. Noer Ali - Mayor Madmuin Hasibuan - Chairil Anwar - Inspeksi Kalimalang - Pasir Jati (Kerawang )Rute Alternatif Jakarta - Cikampek Alternatif 3
Alternatif 3 : JORR ( Jati Asih ) - Raya Cikunir - Galaxy 1 - Taman Galaxy Raya - Kh. Noer AliRute Alternatif Jakarta - Cikampek Alternatif 4
Alternatif 4 : Jagorawi ( Cibubur ) - Alt. Cibubur - Raya Jonggol Cileungsi - Tunggulis - Raya Cilengsi - Raya Cibarusah - Inspeksi KalimalangTahukah Anda, Parking Bay (PB) berbeda dengan Tempat Istirahat (TI)? PB memiliki luas relatif lebih kecil dibandingkan TI. Panjang PB tak lebih dari 50 meter sehingga jumlah mobil yang dapat ditampung tidak terlalu banyak. PB tidak dilengkapi stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU), meski punya mushala dan toilet.
Rasa lelah di perjalanan akan terbayar ketika sampai di kampung halaman. Selain bersilaturahmi, ke kampung halaman rasanya tak lengkap jika belum berziarah untuk merawat silsilah dan asal-usul diri, takbir mengelilingi desa, ikut larut dalam tradisi setempat, serta membuat dan menikmati makanan khas daerah masing-masing.
Beberapa tradisi Lebaran di berbagai daerah Nusantara
-
Kenduri makam di Aceh
Dilakukan oleh warga Desa Pasi di Kabupaten Aceh Barat yang diperingati pada hari ke 12 setelah perayaan Hari Raya Idul Fitri. Warga desa akan melakukan ziarah dan makan kenduri bersama di lokasi pemakaman tempat keluarga mereka dikebumikan.
-
Malaman di Lampung
Tradisi ini dilakukan pada malam takbir. Anak-anak dan remaja laki-laki akan menyusun batok-batok kelapa di halaman rumah mereka hingga menjulang setinggi 1 meter. “Menara sabut kelapa” itu kemudian dibakar hingga api tampak menjulang.
-
Sungkem tlompak di Magelang
Diikuti oleh masyarakat lereng barat Gunung Merbabu sebagai bentuk syukur atas ketersediaan air di mata air Telompak di Desa Banyusidi, Kabupaten Magelang. Mereka menggelar kesenian tradisional "Campur Bawur" di mata air itu setelah selesai berdoa dan memasang sesaji yang dipimpin seorang juru kunci.
-
Perang topat di Lombok
Warga akan saling melempar ketupat seusai berdoa dan berziarah di Makam Loang Baloq di kawasan Pantai Tanjung Karang dan Makam Bintaro di kawasan Pantai Bintaro. Melempar ketupat dipercaya mengabulkan doa dan merupakan simbol kerukunan umat Hindu dan Islam di Lombok. impin seorang juru kunci.
-
Tumbilotohe di Gorontalo
Tradisi pemasangan lampu di rumah, sawah, dan tempat umum pada tiga malam terakhir menjelang Idul Fitri. Awalnya dilakukan untuk memudahkan warga memberi zakat fitrah pada malam hari. Dulu lampu dibuat dari damar, getah pohon, juga minyak kelapa. Kini lampu menggunakan minyak tanah dan hadir dalam berbagai bentuk dan warna.
-
Meriam karbit di Pontianak
Diadakan di tepian Sungai Kapuas dengan menampilkan sejumlah meriam karbit yang dihias berwarna-warni. Meriam dengan bunyi paling kompaklah yang akan menjadi pemenangnya.
-
Tradisi Hadrat di Kaimana, Papua
Tradisi silaturahim hadrat warga Kaimana, Papua Barat, yang biasa dilakukan pada hari kedua Idul Fitri. Ratusan orang, baik tua maupun muda, berkeliling kota menari diiringi lantunan salawat dan musik hadrat.
Mudik juga salah satu aktivitas untuk menjaga budaya serta tradisi yang sudah mengakar sejak lama. Tradisi-tradisi tersebut membuat pengalaman mudik Lebaran menjadi spesial karena kehadirannya selalu membawa kesan istimewa dan bisa dijadikan cerita saat mereka pulang kembali ke perantauan.