facebook
twiiter
whatsapp
Meraup Cuan dari Asuransi & Investasi
Meraup Cuan dari Asuransi & Investasi
Meraup Cuan dari Asuransi & Investasi
Berbicara soal mengelola keuangan,
di Indonesia umumnya terdapat beberapa tipe masyarakat.

Si Konsumtif

Mereka yang lebih mengutamakan gaya hidup ketimbang memikirkan kondisi keuangannya. Segala cara dilakukan demi memenuhi kebutuhan gaya hidupnya, termasuk berutang dan melakukan kredit secara berlebihan. Ujung-ujungnya, bisa besar pasak daripada tiang.

Si Konservatif

Perilakunya tak konsumtif. Tipe ini cenderung sudah memiliki kesadaran pentingnya memiliki tabungan. Sayangnya, mereka belum mengetahui lebih jauh jenis produk keuangan.

Begitu punya pendapatan, tipe ini akan mengutamakan uang tersebut agar masuk dan tersimpan dalam tabungan. Sayangnya, uang tabungan tak dapat berkembang karena yang diandalkan hanya bunga tabungan. Untuk berpikir soal investasi tipe konvensional ini merasa terlalu kejauhan. Mereka cenderung takut mengambil risiko.

Agresif tapi Ceroboh

Tipe masyarakat seperti ini sudah memiliki kesadaran jika menabung di bank bukan medium yang tepat untuk memberikan keuntungan besar pada masa depan.

Maka dari itu, mereka tergiur oleh ragam jenis produk keuangan yang dapat menjanjikan keuntungan banyak dan cepat tapi minim risiko.

Namun, akibat terlalu menginginkan keuntungan secara cepat, banyak di antara mereka terjebak dan tertipu oleh jenis investasi bodong.

Tak sulit menemukan ketiga tipe masyarakat tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan, bukan tidak mungkin Anda merupakan salah satunya.

Hal tersebut terjadi karena masih rendahnya literasi keuangan di Indonesia. Riset Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 2019 mencatat, literasi keuangan masyarakat Indonesia baru mencapai 38,03 persen. Artinya, jika dihitung dalam 100 orang hanya ada 38 di antaranya yang melek literasi keuangan.

Berbicara soal produk keuangan untuk masa depan—selain tabungan konvensional—asal tahu saja, ada produk lain yang lebih memberikan cuan.

Produk yang dimaksud adalah investasi dan asuransi.

Keduanya bisa jadi proteksi untuk menyelamatkan kondisi keuangan Anda pada masa depan.

Yuk kenalan dengan produk keuangan (Itu juga kalau mau cuan)

Terlambat mengenal produk keuangan artinya Anda menunda banyak kesempatan untuk mendatangkan cuan. Pada masa depan, bukan tak mungkin Anda akan terjebak dalam kondisi seperti ini :

Bebas finansial hanya jadi utopia

Bangkrut karena menderita penyakit atau mengalami kebutuhan darurat tanpa memiliki dana darurat.

Terlilit utang

Tidak punya aset

Tak ada persiapan dana pensiun, dana pendidikan, tabungan persiapan untuk anak, dan lain-lain

Masa muda hanya sekali, menemui masa tua itu pasti. Sekali lagi, mulai sadar diri jika hidup tak hanya untuk hari ini. Di depan sana, segala kemungkinan peristiwa bisa saja terjadi.

PADAHAL...

Kita semua, berhadapan dengan hal di bawah ini yang dalam perjalanannya butuh persiapan

Hari ini yang mampu membiayai diri sendiri, ke depan bisa sulit karena nilainya dapat berganda dan berlipat-lipat, belum lagi kebutuhan juga kemungkinan bisa ikut bertambah

Persiapan biaya hidup setelah pensiun

Sewaktu-waktu bisa terkena penyakit

Kebutuhan darurat di tengah jalan

Keinginan bebas finansial

Tapi, kalau gaya hidupnya seperti ini:

Jajan lebih banyak karena tergoda promo.

Liburan setiap bulan, baik di wilayah Indonesia atau luar negeri.

Konsumtif. Ikuti tren gadget lalu membeli baju, tas, dan sepatu meski belum perlu.

Sering nongkrong di kafe.

Ganti atau menambah kendaraan pribadi.

Sampai kapan melakukan persiapan?

Hasil riset yang dilakukan dan dirilis pada April 2019 oleh Moody's Analytics dan Blue Cross Blue Shield Association menyebutkan, kaum milenial diprediksi memiliki peluang besar mengalami kebangkrutan.

Pada akhirnya, rekening tabungan menipis dan tidak bisa mengatasi perubahan nilai barang pada masa depan. Bila disimulasi, tabungan setahun biasanya akan habis pada akhir tahun. Siklus yang sudah menjadi rahasia umum.

Asal tahu saja, meski saat ini uang Rp 15.000 bisa leluasa memilih menu di warteg, namun bukan tidak mungkin 15 tahun mendatang hanya cukup untuk membeli minum kemasan saja.

15K
15K
15K
2004
2019
2034

Pun sama halnya dengan harga rumah, 15 tahun lalu kita dengan mudah menemukan rumah di tengah kota dengan harga ratusan juta rupiah, sekarang? Sudah di atas Rp 1 miliar bahkan di atas Rp 2 miliar.

???
???
???
2004
2019
2034

*Asumsi hitungan memakai dasar kenaikan rata-rata rumah tipe menengah sebesar 3 persen per tahun

Hidup itu butuh rencana. Keuangan jadi salah satu hal yang melekat di dalamnya

Perlu dipahami, tabungan di bank saja belum tentu dapat memenuhi kebutuhan pada masa mendatang.

Seperti yang diketahui, meski memiliki sejumlah keuntungan, menabung di bank tak lepas dari hal-hal yang menjadi pengurang.

Uang berkurang

Jangan kaget apabila Anda menyadari saldo berkurang setiap bulannya.
Itu karena setiap pemilik rekening bank harus membayar biaya administrasi yang pembayarannya diambil dari saldo rekening yang Anda miliki.

Uang tidak berkembang

Menabung di bank akan mendapatkan bunga atau bagi hasil, tetapi tidak akan terasa signifikan jika jumlah tabungan belum banyak. Itu karena hampir semua bank menjanjikan bunga 0-3 persen per tahun untuk kategori tabungan biasa.

Sekarang, Anda sudah sedikit memahami apa yang akan terjadi apabila tidak memiliki literasi keuangan yang tinggi dan perencanaan keuangan yang baik.

Nah, lalu bagaimana sebaiknya agar untung dalam mengelola keuangan agar tetap kaya pada masa tua? Berikut jawabannya.

Lanjut Kuy
  • Perlu dipahami, dunia ini terkadang berjalan tidak sesuai dengan ekspektasi dan tidak dapat diprediksi.

    Misalnya, langit pagi yang terlihat cerah bisa saja berubah seketika menjadi hujan badai pada sore hari, sudah bersiap berangkat ke kantor namun mendadak mobil tidak bisa dijalankan, atau mendadak terkena penyakit pada saat tak lama lagi membutuhkan biaya persalinan.

  • Hal tersebut acapkali terjadi di sekeliling kita, bahkan bukan tidak mungkin Anda pernah mengalaminya.

    Meski peristiwa itu tidak bisa dicegah, namun bukan berarti kita cukup berdiam diri atau pasrah. Di sini, peran asuransi hadir untuk mengatasinya.

  • Asuransi adalah pengalihan risiko dari diri sendiri (Tertanggung) kepada pihak perusahaan asuransi sebagai (Penanggung).

    Sehingga saat terjadi risiko pada diri atau aset Anda, seperti kendaraan bermotor, rumah, atau lainnya, kondisi keuangan tidak akan terganggu.

    Ada perusahaan asuransi yang akan membayarkan sejumlah uang untuk penggantian risiko tadi.

  • Sederhananya, asuransi akan berfungsi membantu Anda terhindar dari besarnya kerugian yang harus ditanggung sendiri akibat sejumlah peristiwa yang tidak bisa diprediksi tersebut.

    Cukup dengan membayar iuran premi, maka Anda akan mendapatkan perlindungan terhadap aset yang menurut Anda penting termasuk diri sendiri dan keluarga.

back to top
Best Experience on portrait mode,
lets rotate your device.