Karena keistimewaan tampilan dan performanya, motor sport bukan hanya menjadi alat transportasi, namun juga gengsi.
Klik tombol untuk memulai perjalanan
Start EngineSejak dulu, motor jenis bebek dan matik dianggap sebagai motor untuk keluarga dan bisa dipakai siapa saja.
Berbeda dengan motor sport. Bentuknya khas dengan tangki bensin di depan jok dan performanya menonjol. Pembelinya tersegmen sehingga jumlahnya hanya 10 persen dari total populasi motor di Tanah Air. Penjualannya pun hanya 9,2 persen pada 2017 lalu*. Meski begitu, motor sport menjadi impian banyak orang.
*Data Asosiasi Industri Sepeda Motor IndonesiaYa, pada umumnya orang awam mengenal dua jenis motor sport. Pertama, motor sport untuk harian dan motor sport berperforma tinggi. Jenis terakhir inilah yang jadi incaran para pehobi kendaraan beroda dua.
Awalnya, motor sport berperforma tinggi dipertontonkan pada ajang balapan. Di Indonesia, Sirkuit Ancol dan Pangkalan Jati, Jakarta, menjadi lokasi ajang balap motor sport paling ramai sejak 1960-an. Kala itu, motor-motor Jepang hadir dalam sirkuit balap. Setelahnya, beraneka motor sport produksi massal mulai masuk pasaran. Salah satunya adalah Kawasaki pada 1968.
Di era 1980-an publik juga mulai mengenal banyak pebalap nasional. Salah satunya Beng Siswanto yang menjadi juara Kawasaki 90 cc di Pangkalan Jati 1969. Ada lagi juga pebalap internasional, Takao Abe. Dengan Kawasaki H2R 750 cc, Takao berjaya di Sirkuit Ancol pada 1974. Sejatinya, inilah yang membuat dunia balapan dan pengembangan motor sport massal tak pernah surut, hingga akhirnya saat itu Kawasaki memperkenalkan AR125, motor harian ber-fairing.
Memasuki babak awal 1990-an, tren motor sport produksi massal dengan performa tinggi semakin ramai di Indonesia. Umumnya, masing-masing motor mengandalkan mesin 2-tak 150 cc. Nama-nama seperti RGR 150, TZM 150, NSR 150, hingga Ninja 150 pun menjadi idola paling top pada masa itu.
Namun, kondisi manis tersebut terpukul hebat oleh krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada 1998. Penjualan motor lantas anjlok drastis. Ya, satu per satu merek motor menghentikan produksinya. Ini terjadi hingga awal 2000-an. Saat itu, hanya satu merek yang terbilang mampu bertahan dengan motor sport, yakni Kawasaki.
Di sisi lain, teknologi sepeda motor juga mulai beralih dari mesin 2-tak ke mesin 4-tak. Akibatnya, pilihan motor sport dengan mesin 2-tak semakin sedikit. Kawasaki memang sempat konsisten dengan teknologi 2-tak. Hal itu dilakukan demi performa tinggi pada motor sport besutan mereka. Namun, Kawasaki terus mencoba beradaptasi hingga lahirlah Ninja 250. Kontinuitas motor sport di Indonesia pun bisa dikatakan terjaga berkat eksistensi Kawasaki, khususnya Ninja.
Pembaruan berikut inilah yang mengantarnya mengukuhkan diri sebagai motor sport 250 cc terbaik.
Performa meningkat, kenyamanan berkendara pun tetap diperhatikan dengan menciptakan radiator fan cover baru untuk melepas panas dengan lebih baik.
Udara panas diarahkan keluar melalui samping sehingga tidak langsung mengenai kaki.
Dengan mesin 100 persen baru, tenaga maksimalnya diklaim tembus 39 PS (sebelumnya 32 PS) pada putaran 12.500 rpm dengan torsi 23,5 Nm (sebelumnya 21 Nm) pada 10.000 rpm.
Compare With Ninja 250 17MY
Maximum Power :
23.5 kW (32 PS) / 11.000 rpm
Maximum torque :
21.5 N.m / 10,000 rpm
Mesinnya 2 silinder segaris DOHC 8 katup dengan rasio bore x stroke tetap, 62 mm x 41,2 mm dan perbandingan kompresi 11,6:1.
Kini mesinnya sudah menggunakan intake manifold model downdraft yang dikombinasikan dengan throttle body berukuran lebih besar dari sebelumnya yaitu 28 mm menjadi 32 mm.
Kotak filter udara juga lebih besar menjadi 5,8 liter, dengan area kopling dilengkapi slipper clutch.
Untuk sasis baru, desainnya menyerupai Kawasaki Ninja H2. Lengan ayun turut membuat bagian ini lebih ringan, kompak, dan rigid dengan total diet mencapai 8 kg (7 kg untuk versi ABS) dari versi sebelumnya. Faktor lain yang membuat motor ini terasa lincah adalah sudut rake yang kini lebih sempit dibandingkan Ninja 250 generasi sebelumnya. Dari 27 derajat diubah menjadi hanya 24,3 derajat, alhasil menjadi paling sempit di kelasnya. Kelincahan juga ditunjang wheelbase yang lebih pendek, dari 1.400 mm menjadi 1.370 mm.
Suspensi depan menggunakan model teleskopik dengan as 41 mm dan tabung yang besar sehingga lebih rigid. Suspensi belakang menggunakan monoshock bertipe gas-charged shock dengan adjustable preload dan uni-track, yang tenang dan stabil saat masuk ataupun keluar tikungan. Tapak ban depan lebih lebar karena memakai pelek dengan lebar 3 inci dari sebelumnya 2,75 inci. Kendati begitu, ukuran ban tetap 110/70-17 Desain pelek baru palang 5 yang stylish lebih ringan dan lebih kuat dari pelek sebelumnya.
DI INDONESIA
Pada tahun 2012, Kawasaki menyegarkan kembali varian ini dengan desain yang jauh lebih sporty. Model ini pula yang menjadi generasi terakhir Kawasaki Ninja bermesin 2-tak di Indonesia. Uniknya, setelah tak lagi diproduksi harga jualnya justru semakin tinggi.
Ninja 250 SL diluncurkan pada tahun 2014 dengan silinder tunggal. Motor ini memiliki ciri khas Ninja 150 2-tak, utamanya pada dimensi yang ramping, ringan, dan tenaga besar. Hingga saat ini Ninja 250SL masih terus dipasarkan di Indonesia dengan menawarkan power to weight ratio terbaik serta sensasi easy to ride.
Mengusung mesin 2 silinder segaris 649 cc DOHC 8 katup berpendingin cairan, New Kawasaki Ninja 650 merupakan perbaikan total dari Ninja 650 generasi sebelumnya. Konsepnya masih sport touring, dengan perubahan di bagian sasis yang didesain agar bobot lebih ringan. Impresi berkendaranya lebih nyaman untuk dipakai harian berkat wheelbase berukuran 1.410 mm, tak jauh beda dengan Ninja 250 yaitu 1.370 mm.
Superbike ini menawarkan performa terbaik di kelas moge 600 cc. Kapasitas mesinnya 636 cc dengan power maksimal 131 dk dan konfigurasi mesin 4 silinder segaris DOHC 16 katup berpendingin air. Mesin ini telah dilengkapi fitur KTRC 3 mode, pilihan Power Mode, dan KIBS (Kawasaki Intelligent anti-lock Brake System). Pada perjalanannya, motor ini menjadi salah satu model yang mendominasi balap dunia di kelas 600 cc.
Superbike ini diberi julukan ‘the closest thing to a world Superbike Champion machine’. Mengusung mesin 4 silinder segaris DOHC 16 katup 998 cc, motor ini menghasilkan tenaga total 198 dk dengan torsi 112 Nm per 11.500 rpm. Beragam perangkat elektronik pun ditanamkan, seperti S-KTRC (Sport-Kawasaki Traction Control), KLCM (Kawasaki Lauch Control Mode), Cornering Management Function, Power Mode, serta perangkat KIBS (Kawasaki Intelligent anti-lock Brake System).
Seri ini mengusung mesin 4 silinder 1.441 cc dengan daya 180,3 dk pada putaran 10.600 rpm. Kawasaki mengklaim kecepatan puncaknya lebih dari 300 km/jam dengan akselerasi 0-100 km/jam dalam 3 detik. Kaki depannya didukung suspensi teleskopik (upside-down), sementara suspensi belakang unitrak-swing arm. Performanya bisa ditata dengan power mode "low" dan Kawasaki Traction Control (KTRC). Selain itu, remnya sudah dibekali ABS untuk depan (2 cakram) dan belakang (1 cakram). Tiap sisi rem depannya sendiri memakai 4 piston.
Seri ini mengusung mesin berteknologi supercharger yang mengguncang dunia. Mesin 998 cc 4 silinder segaris 16 klepnya mampu memuntahkan tenaga maksimal 210 dk di putaran mesin 10.000 rpm. Transmisinya tipe dog-ring ala motor balap dan diimbangi dengan beragam fitur elektronik canggih untuk kendali dan keamanan. Misalnya, Inertial Measurement Unit dari Bosch sebagai pusat sensor kendali, Kawasaki Traction Control (KTRC), Kawasaki Launch Control Mode, Kawasaki Quick Shifter, Kawasaki Intelligent anti-lock Brake System hingga Kawasaki Engine Brake Control.
DI INDONESIA