Loading

Dari situlah muncul 10 Prospective Area, yakni daerah yang dinilai sangat prospektif dan menyimpan potensi keberadaan migas dengan besaran signifikan.

10 PROSPECTIVE AREA

Keberadaan cadangan migas di beberapa daerah tersebut pun sudah dibuktikan dengan pengeboran. Namun sekali lagi, masih dibutuhkan usaha eksplorasi masif untuk menemukan  the next giant field  atau lapangan migas dengan cadangan besar.

PENATAAN REGULASI DAN PERIZINAN INVESTASI

1

2

Hasilnya, sepanjang tahun 2018-2019 terdapat 40 wilayah kerja yang memulai proses eksplorasi dengan estimasi investasi mencapai 322 juta dolar AS.

REALISASI PENGEBORAN SUMUR EKSPLORASI

3

Eksplorasi Hulu Migas,
Harga Mati

Bayangkan, apa yang terjadi jika listrik padam dalam jangka waktu sangat lama?

Jalan raya yang tadinya semarak dengan warna-warni lampu malam lantas gelap gulita.
Lampu di gedung bertingkat dan rumah-rumah warga pun redup tak bercahaya.

Beragam perangkat elektronik yang biasa digunakan untuk menunjang aktivitas sehari-hari menjadi tidak berfungsi. Perangkat elektronik bertenaga baterai, seperti laptop dan handphone, memang masih bisa digunakan. Namun, tinggal menghitung waktu saja sebelumnya baterainya habis.

Alhasil, jaringan komunikasi terganggu. Para pengguna tak bisa menelepon, SMS, bahkan mengakses internet.

Tak ketinggalan, sistem perbankan berbasis digital juga terkena imbas. Aplikasi mobile banking atau internet banking pun tak bisa diakses akibat jaringan data selular terganggu.

Sementara itu, di stasiun-stasiun kereta penumpang membeludak lantaran kereta listrik berhenti beroperasi.

Nasib sektor industri manufaktur juga begitu. Pabrik-pabrik terpaksa berhenti akibat tidak ada suplai listrik untuk mesin-mesinnya.

Ya, semua itu benar-benar mati, lantaran listrik yang padam akibat kerusakan atau kendala teknis pada pembangkitnya.

Selain itu, kurangnya pasokan bahan bakar pada pembangkit listrik juga bisa menyebabkan pemadaman listrik.

Satu contohnya adalah Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Sawai Putussibau di Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.

Artikel Antara, Rabu (13/2/2019) memaparkan, PT PLN Putussibau terpaksa melakukan pemadaman listrik bergilir akibat kurangnya pasokan bahan bakar minyak. Pemadaman bergilir itu dilakukan untuk wilayah Putussibau dan sejumlah kecamatan di sekitarnya.

Padamnya listrik karena kekurangan pasokan bahan bakar itu jelas mengkhawatirkan.

Pasalnya, hingga kini minyak dan gas bumi (migas) masih menjadi salah satu sumber bahan bakar untuk pembangkit tenaga listrik.

4.801
Pembangkit Listrik Tenaga Diesel

5.389
Pembangkit listrik di Indonesia

97
Pembangkit Listrik Tenaga Gas

Data Statistik Ketenagalistrikan 2017

Bayangkan jika migas di Indonesia mengalami kelangkaan. Bisa-bisa negara ini mengalami krisis, karena pembangkit listrik tidak bisa beroperasi akibat kekurangan pasokan bahan bakar.

PERTANYAANNYA, APAKAH HAL ITU DAPAT BENAR-BENAR TERJADI?

Bisa saja! Sebab, jumlah minyak dan gas bumi dapat habis setelah dipakai terus-menerus dan tidak diimbangi dengan produksi.

Indonesia pun tidak luput dari risiko tersebut. Pasalnya, dari tahun ke tahun jumlah konsumsi minyak nasional terus mengalami peningkatan, sementara laju produksinya terus menurun.

TREN PRODUKSI DAN KONSUMSI MINYAK 2014-2018

Sumber : BP Statiscial Review of World Energy 2019

Kondisi tersebut semakin diperparah dengan jumlah cadangan minyak Indonesia yang terbukti semakin merosot setiap tahunnya.

Satuan
MMSTB: Million Stock Tank Barrels

Sumber:
Dirjen Migas Kementerian ESDM 2019

Sebagai solusi jangka pendek, pemerintah melakukan impor minyak bumi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) selama 2018 volume impor minyak mentah mencapai 16,9 juta ton dan minyak olahan sebesar 26,6 juta ton.

Minyak Mentah
Minyak Olahan

Sektor gas memiliki kondisi sedikit berbeda. Meski pasokan gas dalam negeri masih lebih besar dari tingkat konsumsinya, ada tren penurunan dari sisi produksi gas.

TREN PRODUKSI DAN KONSUMSI GAS 2014-2018

Satuan : BCM (Billion Cubic Meters)
Sumber : BP Statiscial Review of World Energy 2019

Usut punya usut, ternyata penurunan angka produksi migas setidaknya disebabkan oleh dua faktor, yakni :

Pertama, laju penurunan produksi alami lapangan migas di Indonesia cukup tinggi karena blok migas sudah berusia tua. Untuk minyak bumi rata-rata mencapai 29 persen per tahun dan gas bumi 18 persen per tahun.*

Kedua, belum ada lagi temuan cadangan besar. Penemuan raksasa terakhir adalah Lapangan Abadi pada tahun 2000 dan Lapangan Banyu Urip tahun 2001.

Buletin SKK Migas, Maret 2019*

Kondisi tersebut jelas mengkhawatirkan. Padahal, di masa yang akan datang ketergantungan Indonesia akan migas diprediksi masih sangat tinggi.

Data Outlook Energi Indonesia 2018 menyebutkan, kebutuhan energi di Indonesia pada 2050 mencapai 4.569 juta Setara Barel Minyak (SBM) dengan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) 40,1 persen.

Untuk dapat memenuhi kebutuhan migas saat ini dan di masa akan datang, Indonesia masih mengandalkan hasil produksi dari wilayah-wilayah kerja migas yang telah berproduksi sejak bertahun-tahun lalu.

Berdasarkan data terbaru dari SKK Migas, hingga Oktober 2019 Indonesia memiliki 204 Wilayah Kerja (WK) migas aktif.

  • 90 WK

    Eksplorasi

  • 68

    Minyak & Gas

  • 22

    Hidrokarbon Nonkonvensional

  • 90 WK

    Eksploitasi

  • 74

    Onstream

  • 16

    Development

  • 24 WK

    Proses Terminasi

  • 14

    Minyak & Gas

  • 10

    Hidrokarbon Nonkonvensional

WK
Eksploitasi
WK
Eksplorasi
WK Proses
Terminasi
WK Hidrokarbon
Nonkonvensional

Dari total 204 WK tersebut, terdapat 37 WK yang sudah berproduksi dengan kontrak Gross Split, yakni 21 WK Eksploitasi dan
16 WK Eksplorasi.

*Data update per 31 Oktober 2019

POTENSI MIGAS INDONESIA

Indonesia bukannya tidak memiliki cadangan migas untuk masa depan. Justru sebaliknya, negeri ini diprediksi memiliki cadangan cukup besar.

Sebagai institusi pemerintah yang mengelola kegiatan usaha hulu migas, Satuan Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) pun turun tangan untuk menemukan potensi cadangan itu.

Selain mengurus kegiatan eksplorasi dari seluruh Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang beroperasi, tim teknis SKK Migas turut mengevaluasi potensi eksplorasi di setiap sudut wilayah Indonesia.

Pada pertengahan 2018 lalu, misalnya. SKK Migas mengusung program Road to Giant Discoveries atau Jalan Menuju Penemuan Cadangan Migas Besar.

Program itu diwujudkan melalui acara eksplorasi berskala nasional bernama Geology and Geophysics (G and G) Days. Seluruh ahli G and G Indonesia berkumpul dan bertukar pikiran di ajang ini.

Hasil dari G and G Days kemudian digunakan untuk merumuskan daerah-daerah prioritas eksplorasi ke depannya.

LALU, BAGAIMANA CARA MENGETAHUI JUMLAH CADANGANNYA?

Untuk membuktikan keberadaan cadangan migas perlu dilakukan aktivitas eksplorasi nyata. Dalam hal ini, pengeboran eksplorasi. Secara umum, bisnis inti hulu migas memiliki beberapa kaidah dasar yang perlu mendapat perhatian lebih, yaitu:

Evaluasi Geologi

Survei Geofisika dan Survei Lainnya

Pengeboran Eksplorasi

Ketiga hal tersebut terus digalakkan oleh SKK Migas untuk mendukung program Road to Giant Discoveries dengan eksplorasi yang lebih masif.

TANTANGANNYA

Seluruh kegiatan eksplorasi tidaklah mudah. Dalam pelaksanaannya dibutuhkan teknologi, biaya tidak sedikit, dan pemahaman dalam mengevaluasi risiko.  Pasalnya, setiap wilayah akan memiliki risiko berbeda-beda.

Selain itu, tak jarang, faktor perizinan juga menjadi hal yang memakan waktu dalam kegiatan eksplorasi hingga produksi.

TURUNNYA ANGKA INVESTASI

Akibatnya, investasi kegiatan eksplorasi migas di Indonesia mengalami penurunan, khususnya pada periode 2014 hingga 2018.

Padahal, investasi nyata pada kegiatan-kegiatan eksplorasi migas sangat dibutuhkan untuk mendukung upaya pengembangan industri hulu migas di masa mendatang.

REALISASI INVESTASI
SEKTOR HULU MIGAS WILAYAH KERJA EKSPLORASI

Berdasarkan data Laporan Tahunan 2018 SKK Migas, nilai kumulatif investasi kegiatan eksplorasi di WK Eksplorasi tahun 2018 mencapai 122 juta dolar AS atau mengalami penurunan 44 persen dibandingkan dengan realisasi pada 2017.

Sumber : Laporan Tahunan 2018 SKK Migas

Salah satu penyebab rendahnya realisasi investasi kegiatan eksplorasi adalah fluktuasi harga minyak dunia selama 5 tahun terakhir ini.

Walaupun pada 2018 terdapat kenaikan Indonesian Crude Price (ICP) atau harga minyak mentah Indonesia dibandingkan tahun 2017, hal ini belum dapat mendorong investasi migas di WK Eksplorasi.

Harga minyak dunia tiap Oktober 2015-2019, data update, Senin (17/8/2019)
Sumber: bloomberg.com

Selama ini, para investor minyak dan gas yang ingin melakukan eksplorasi di Indonesia harus mengantongi 373 perizinan dari 18 Kementerian berbeda. Semua perizinan itu terbagi dalam 4 fase, yakni:

Jangka waktu mengurus perizinan pun tidak dapat diprediksi. Sering kali, untuk mengurus satu perizinan eksplorasi menghabiskan waktu lebih lama dari yang sudah ditetapkan.

TANTANGAN LAINNYA
Tak hanya itu, dari tahapan eksplorasi awal sampai dengan siap berproduksi terkadang butuh waktu lama, baik untuk penilaian, evaluasi pengembangan lapangan, eksekusi pengembangan lapangan, pembangunan fasilitas, dan lain sebagainya.
Tantangan terkini lainnya adalah prospek cadangan migas di Indonesia saat ini lebih banyak berada di kawasan timur, terutama di laut dalam.
Secara teknis, hal ini menyebabkan cadangan migas baru lebih sulit ditemukan, serta membutuhkan biaya sangat besar.
Infrastruktur yang baik pun diperlukan untuk membantu kelancaran kegiatan, mengingat lokasi eksplorasinya ada di daerah terpencil.

UPAYA PENINGKATAN INVESTASI UNTUK EKSPLORASI

Untuk menghadapi tantangan itu, pemerintah terus berupaya membangun iklim investasi kondusif, memperbaiki regulasi, dan skema investasi industri hulu migas yang lebih menarik investor.

Sejak 2018, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan penataan regulasi dan perizinan yang dinilai tumpang tindih dan sudah tidak relevan. Pemerintah sudah mencabut 90 regulasi dan 96 sertifikasi/ rekomendasi/ perizinan di sektor Energi dan Sumber Daya Mineral.

Di sisi lain, pemerintah bersama SKK Migas terus memberikan pemahaman kepada para pemangku kepentingan tentang pentingnya kegiatan eksplorasi. Sebab, tanpa eksplorasi, cadangan baru untuk minyak maupun gas tidak akan bisa ditemukan.

SISTEM KERJA SAMA MENARIK BAGI INVESTOR

Pemerintah Indonesia terus berupaya memperbaiki sistem kerja sama dalam industri hulu migas. Segala hal yang mendukung peningkatan penemuan cadangan dan produksi migas menjadi pertimbangan tersendiri.

SISTEM KERJA SAMA MENARIK BAGI INVESTOR

Salah satu upayanya dengan mengubah sistem kontrak kerja sama menjadi gross split. Pada skema ini, penetapan bagi hasil pengelolaan WK migas antara pemerintah dan kontraktor dilakukan di awal.

Selain itu, dalam skema gross split, risiko eksplorasi termasuk ke dalam bahan pertimbangan bagi hasil. Daerah frontier atau wilayah dengan konsep eksplorasi yang membutuhkan teknologi dan biaya tinggi akan mendapat pertimbangan khusus.

PENDEKATAN KHUSUS KE BERBAGAI NEGARA

SKK Migas secara aktif mendorong peningkatan investasi eksplorasi dengan melakukan pendekatan ke berbagai Perusahaan Minyak Nasional  (NOC), Perusahaan Minyak dan Gas Multinasional, konsultan energi, hingga komunitas investor. Tujuannya untuk mempromosikan potensi dan mempercepat investasi hulu migas Indonesia.

SKK Migas sudah melakukan pendekatan ke banyak institusi, di antaranya  :

Dari usaha tersebut, 4 perusahaan tertarik untuk mengunjungi Indonesia dan melihat potensi migasnya. 

Bahkan, terdapat beberapa perusahaan sudah memasuki tahap lelang wilayah kerja, yakni :

Kemudian, untuk menambah ketertarikan dalam investasi eksplorasi, SKK Migas telah membuka kesempatan mengakses  data room kepada 16 investor dan 6 Service Company  dari dalam dan luar negeri.

Sumur Tajak 2018 dan masih berjalan hingga 2019
Sumur Tajak 2019
13 sumur eksplorasi yang menemukan hidrokarbon di 2019
1. ENC-2 (Energi Mineral Langgeng)
2. Benewangi-J1X (BOB Pertamina-BSP)
3. Randuwangi-1 (Pertamina EP)
4. Marakes East-1 (ENI East Sepinggan)
5. MSBY-03 (EMP Malacca Strait)
6. KBD 2X (Repsol Sakakemang)
7. Uba Deep-1 ( BP Berau Ltd.)
8. Morea-1 (Pertamina EP)
9. MSTB-2 (EMP Malacca Strait)
10. TKBY-3 (Saka Pangkah)
11. Tuna-1 (MEPN)
12. Kotalama 003
13. AMJ-002 (PEP)

Dengan semua upaya pemerintah dan SKK Migas itu, harapannya dalam eksplorasi terkini para investor migas lebih tertarik untuk berinvestasi di Indonesia.

Tak hanya pada 10 Prospective Area, tapi juga pada banyak wilayah lainnya yang dapat dieksplorasi.

Dengan demikian, cadangan migas di Indonesia dapat semakin meningkat, sehingga mampu memenuhi kebutuhan migas dalam negeri. Dampaknya, ketersediaan energi bagi generasi mendatang dapat terjaga.

Pada akhirnya, kita warga negara Indonesia mampu berdaulat secara energi, mandiri, dan dapat menjalani rutinitas sehari-hari tanpa perlu khawatir akan kekurangan energi.

Didukung Oleh:
Penanggung Jawab:
Moh. Latief
Produser:
Anissa Dea Widiarini
Penulis:
Anissa Dea Widiarini
Editor:
Mikhael Gewati
Sri Noviyanti
Kurniasih Budi
Kreatif:
Andy Suryo Prayogo
Hisnudita Hagiworo
Visual Designer:
Budi Nugroho
Margaretha Maru
Front End Developer:
Back to Top