Loading

adalah seorang petani di Desa Pinang Sebatang Barat, Kabupaten Siak, Riau.

Berbeda dari petani kebanyakan, selain pernah berbicara dalam KTT PBB Perubahan Iklim di Marrakesh, Maroko, Suryono juga memberikan inspirasi bagi banyak orang.

Lahir di Medan, Sumatera Utara, Suryono dianggap menjadi contoh petani yang berkontribusi aktif dalam usaha memitigasi perubahan iklim. Ia bertani hortikultura, sambil memberikan informasi jika ada titik api karena tempat bertaninya berada di lahan yang mudah terbakar. Ia juga turut menjaga lingkungan serta mencegah terjadinya kebakaran lahan dan hutan.

Persahabatannya dengan Miswanto, salah seorang karyawan PT Arara Abadi (Sinar Mas Forestry), mengawali sebuah perubahan dalam hidupnya. Ketika itu, Suryono menjadi Ketua Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kecamatan Tualang pada 2010, sedangkan Miswanto menjadi Sekretaris KTNA.

Dari sana, pria kelahiran 15 Agustus 1972 ini mendapat pelatihan pengolahan lahan di Balai Pelatihan dan Pengembangan Masyarakat (BPPM) di Riau milik Sinar Mas Forestry. Memilih menjadi petani hortikultura pada 2013 menjadikannya lebih untung dibandingkan ketika bercocok tanam sawit.

Sejak bencana asap besar pada 2014, Suryono mengajak rekan-rekannya untuk tidak lagi membakar sisa-sisa panen. Memang, mengelola lahan dengan cara membakar sudah sejak lama dilakukan warga setempat.

Setelah kesadaran ini, tidak ada lagi pengelolaan lahan dengan cara membakar karena lahan bekas panen bisa dimanfaatkan kembali.

Hasilnya, Suryono berhasil meraup penghasilan Rp 25 juta-Rp 35 juta per bulan. Di lahan yang sama, Suryono bisa mempekerjakan empat hingga sembilan warga setempat.

Tak ada lagi buka lahan dengan membakar karena lahan bekas panen bisa dimanfaatkan kembali.

Keberhasilan Suryono kini dianggap menjadi inspirasi bagi petani lain. Pemerintah Kabupaten Siak memberikannya penghargaan Adikarya Pangan Nusantara 2015 dan Petani Terbaik Siak Bidang Hortikultura 2016.

Model pertanian ramah lingkungan Suryono ini juga turut berkontribusi dalam mengurangi perubahan iklim global karena dapat mencegah kebakaran. Inilah yang kemudian membawanya berbicara dalam salah satu sesi di KTT PBB Perubahan Iklim di Maroko, 7-18 November 2016, dalam sesi bertopik "Putting People at the Centre-Climate Friendly Forest Based Livelihood" di Pavilliun Indonesia.

“Cita-cita saya berbicara di sini agar menjadi inspirasi bagi petani lain,” ujarnya.

Meski tingkat pendidikannya hanya sekolah dasar di desa, kini dia kerap memberikan materi kepada mahasiswa perguruan tinggi. Pria lulusan SD Inpres Basilam ini tercatat menjadi pembicara di Universitas Andalas, Padang, dan Universitas Islam Riau.

Peran membanggakan tersebut tidak terlepas dari sosoknya sebagai petani program ekonomi masyarakat Desa Makmur Peduli Api (DMPA).

Desa Makmur Peduli Api

adalah pemberdayaan masyarakat yang dikombinasikan dengan upaya pelestarian lingkungan sekitar.

Masyarakat diarahkan bercocok tanam hortikultura (sayur mayur, buah-buahan), tanaman pangan, peternakan, perikanan, dan olahan makanan untuk konsumsi sendiri atau dijual.

Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas memfasilitasi hal tersebut dari hulu hingga ke hilir, mulai dari penyediaan alat, benih, pendampingan, hingga membantu memasarkan produk.

TUJUAN DMPA
DMPA
BERJALAN DENGAN 6 PILAR KEGIATAN
Pemetaan Sumber Daya Secara Partisipasi

Bersama dengan masyarakat desa turun ke lapangan untuk mencari kejelasan tata batas desa dengan kawasan hutan.

Transfer Teknologi

Meningkatkan tata cara alternatif dalam pengelolaan lahan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Perlindungan & Pengamanan Kawasan Hutan

Mengenalkan cara pemanfaatan lahan dan sumber daya hutan yang lebih berkelanjutan dan bertanggung jawab untuk mencegah potensi terjadinya kebakaran di sekitar desa.

Pencegahan & Penyelesaian Konflik

Membangun komukasi dan interaksi yang harmonis antara masyarakat dan perusahaan untuk meminimalkan setiap potensi konflik yang mungkin terjadi.

Kemitraan Pemasaran Produk

Membantu masyarakat memasarkan hasil produk agroforestri (budidaya pertanian, peternakan, dan lainnya).

Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

Penggunaan lahan yang mengombinasikan tanaman kehutanan dan pertanian yang untuk meningkatkan kelestarian hutan dan perekonomian rakyat.

MANFAAT PROGRAM DMPA

1. Peningkatan pendapatan masyarakat penerima program
2. Peningkatan ketercukupan pangan di desa-desa DMPA
3. Mengharmoniskan hubungan antara perusahaan dan masyarakat
4. Selesainya ragam sengketa yang ada dan mencegah sengketa yang baru
5. Berfungsinya kelembagaan ekonomi desa
6. Meningkatkan keikutsertaan pemerintah desa dan
warganya untuk pengamanan dan pelestarian sumber daya hutan di sekitarnya.

PEMILIHAN DESA PROGRAM DMPA

1. Desa yang berada di dalam konsesi dan atau di luar konsesi berjarak paling jauh 3 km
2. Masyarakat desa tersebut memiliki interaksi yang erat dengan sumber daya hutan dalam konsesi
3. Pernah terjadi kebakaran lahan dan hutan di desa tersebut dalam tiga tahun terakhir

Desa-desa ini tersebar di lima provinsi di Indonesia, meliputi Riau, Sumatera Selatan, Jambi, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Timur.

TARGET DESA DMPA

500 Desa, 5 Provinsi, Selama 5 Tahun
Investasi Program DMPA

+- 10 juta dollar AS

Bantuan program
per desa ± Rp 260 juta

Meningkatnya pendapatan ekonomi masyarakat dan partisipasi peringkat desa & warga

Menurunnya kebakaran hutan dan lahan, serta konflik lahan

Kemajuan Desa Makmur Peduli Api

(Awal Desember 2017)

Dana Program DMPA yang Telah Disalurkan

Total Dana

30,63

Miliar
Total Desa

178

Desa
Total Penerima

9.862

Keluarga

Jumlah dan Ragam Program DMPA yang Disalurkan

Rempah-rempah

15 Ha

Buah-buahan

192 Ha

Hortikultura

698 Ha

Padi

627 Ha

Perkebunan

133 Ha

Umbi-umbian

37 Ha

Perikanan
1.024.101 ekor
116 paket memancing
Peternakan Babi
50 ekor
Peternakan Kambing
2.106 ekor
Peternakan Sapi
450 ekor
Ternak Unggas
14.745 ekor
Industri Rumah & Pelayanan
218 paket

Lembaga Mitra DMPA

DMPA bekerja sama / bermitra dengan lembaga-lembaga yang ada di tingkat desa. Secara khusus, DMPA memberikan perhatian dan penguatan pada koperasi dan badan usaha milik desa (BUMDes). Jika di desa sasaran belum ada dua lembaga tersebut, maka DMPA dapat bekerja sama dengan kelompok tani atau gabungan kelompok tani (gapoktan).

6 Koperasi
60 BUMDes
112 Gapoktan

Gapoktan akan diarahkan untuk membentuk koperasi dan/atau BUMDes. Hal ini dimaksudkan agar hasil dari pengembangan program DMPA nantinya dapat dinikmati oleh seluruh warga desa, bukan hanya anggota kelompok tani.

Telah Membina

  • 261 Kelompok Tani pada 2016
    (termasuk 16 kelompok tani wanita)
  • 572 Kelompok Tani pada 2017
    (termasuk 24 kelompok tani wanita)

Kata Mereka Tentang DMPA

Ketua Umum ISEI Muliaman Hadad mengatakan program DMPA merupakan salah satu upaya terobosan dalam semangat pembangunan kolaborasi. "APP Sinar Mas bekerja sama dengan masyarakat sekitar konsesinya, tidak hanya membangkitkan nilai ekonomi, tapi sekaligus memberdayakan masyarakat dan menjadi model yang sangat baik," pungkasnya.

Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT) Eko Putro Sandjojo mengapresiasi program Desa Makmur Peduli Api (DMPA) yang diinisiasi Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas. Menurut hematnya, program tersebut sejalan dengan program kementeriannya, yakni menerapkan model bisnis Produk Unggulan Kawasan Perdesaan (Prukades).

"Prinsipnya sama, membuat klaster ekonomi dari hulu sampai hilir. Dengan begitu produk yang dihasilkan masyarakat desa bisa meningkatkan perekonomian masyarakat," imbuhnya.

Menteri Eko mengatakan pula menjamin pasar untuk produk juga merupakan hal penting. "Kalau pasarnya tidak disiapkan, akan percuma," tambahnya lagi.

Utusan Khusus Presiden RI untuk Pengendalian Perubahan Iklim Prof Ir Rachmat Witoelar pada acara syukuran Desa Makmur Peduli Api (DMPA) Lembaga Pinang Indah Abadi, Kampung Pinang Sebatang Barat, Kecamatan Tualang, mengatakan:

“Saya kagum apa yang telah dilakukan Suryono sebagai petani. Ini bukti nyata keberhasilan kita terhadap perubahan iklim. Kita akan menyampaikan ke masyarakat luar bahwa Indonesia berhasil. Kita menepis tudingan negara luar,” ungkapnya.

Dengan adanya program DMPA ini, lanjutnya, dapat menjadi motivasi bagi masyarakat luar untuk meningkatkan pertanian dan ini dapat mengatasi perubahan iklim.

Hutan Kita Rumah Kita

Disponsori oleh: